A. Definisi Kehamilan
Pertemuan
antara sel telur dengan sel spermatozoa (konsepsi) yang diikuti dengan perubahan fisiologis dan psikologis.
Kehamilan
adalah proses dimana sperma menembus ovum sehingga terjadinya konsepsi dan
fertilisasi sampai lahirnya janin, lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan), dihitung dari pertama haid terakhir
(Sumber : Alzam Faisal, 2009).
Kehamilan
adalah sebuah proses yang diawali dengan keluarnya sel telur yang matang pada
saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma dan keduanya menyatu
membentuk sel yang akan bertumbuh (BKKBN, 2004).
Maka
dapat disimpulkan kehamilan adalah masa
dimana wanita membawa embrio dalam
tubuhnya yang diawali dengan keluarnya sel
telur yang matang pada saluran telur yang kemudian bertemu dengan sperma
dan keduanya menyatu membentuk sel yang akan bertumbuh yang membuat terjadinya
proses konsepsi dan fertilisasi sampai lahirnya janin. Kehamilan dibagi tri
wulan atau trimester :
a. Kehamilan
trimester I antara 0-12 minggu
b. Kehamilan
trimester II antara 12-28 minggu
c. Kehamilan
trimester III antara 28-40 minggu
B. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi
Kehamilan
1.
Faktor Fisik
a. Status
kesehatan (Usia ibu)
Segi negatif kehamilan di usia tua
:
·
Kondisi fisik ibu hamil dengan usia
lebih dari 35 tahun akan sangat mempengaruhi proses kelahiran (kontraksi
uterus).
·
Pada usia lebih dari 35 tahun, kualitas
sel telur sudah mulai menurun sehingga pada proses pembuahan kemungkinan terjadi
gangguan yang akan mengakibatkan gangguan tumbuh kembang janin (IUGR) yang bisa
berakibat bayi berat lahir rendah (BBLR).
b. Status
Gizi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi yang
adekuat sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan
nutrisi bagi pertumbuhan dan
perkembangan bayi dan persiapan fisik ibu dalam menghadapi persalinan dengan
aman. Selain itu pemenuhan gizi seimbang selama hamil akan meningkatkan kondisi
kesehatan bayi dan ibu terutama dalam
menghadapi masa nifas sebagai modal awal untuk menyusui.
c. Gaya
hidup
Beberapa gaya hidup yang dapat
merugikan kesehatan ibu hamil dan harus dihindari adalah kebiasaan begadang,
bepergian jauh dengan kendaraan bermotor, dll. Gaya hidup ini akan mengganggu kesejahteraan
bayi yang akan dikandung karena kebutuhan istirahat mutlak diperlukan.
d. Perokok/Alkoholik
Ibu hamil yang merokok akan sangat
merugikan dirinya dan bayinya. Bayi akan kekurangan oksigen dan racun yang
diisap melalui rokok dapat ditransfer melalui plasenta kedalam tubuh bayi. Pada
ibu hamil dengan merokok berat kita harus waspada akan risiko keguguran,
kelahiran prematur, BBLR bahkan kematian janin.
2.
Faktor Psikologis
a. Stressor
internal
Merupakan stressor yang berasal
dari dalam diri ibu sendiri. Adanya beban psikologis yang ditanggung ibu dapat
menyebabkan gangguan perkembangan bayi dalam kandungan yang akan terlihat
nantinya ketika bayi sudah dilahirkan. Kepribadian anak akan tergantung dari
kondisi stress yang dialami ibu ketika hamil.
b. Stressor
eksternal
Merupakan pemicu stres yang berasal
dari luar. Misalnya masalah ekonomi, konflik keluarga, pertengkaran dengan
suami, tekanan dari lingkungan luar, dll.
c. Dukungan
keluarga
Pada setiap tahap usia kehamilan,
ibu akan mengalami perubahan baik fisik maupun psikologis. Ibu harus melakukan
adaptasi pada setiap perubahan yang terjadi. Untuk ibu hamil sangat membutuhkan
dukungan yang intensif dari keluarga dengan cara menunjukkan perhatian dan
kasih sayang.
d. Kekerasan
pada masa lalu
Kekerasan yang mungkin dialami ibu
pada masa lalu/masa kecil akan sangat mempengaruhi kepribadian ibu dan akan
mempengaruhi kepribadian bayi yang dikandung. Untuk itu tenaga kesehatan harus
bisa menempatkan diri sebagai teman atau pendamping tempat bersandar bagi
pasien dalam masalah kesehatan. Klien dengan riwayat ini biasanya akan
cenderung berkepribadian tertutup.
e. Partner
abuse
Hasil penelitian menunjukkan bahwa korban
kekerasan terhadap perempuan adalah wanita yang telah bersuami. Setiap bentuk
kekerasan yang dilakukan oleh pasangan harus selalu diwaspadai oleh tenaga
kesehatan jangan sampai membahayakan kesehatan ibu dan bayi yang
dikandung. Efek psikologis yang muncul
adalah gangguan rasa aman dan nyaman pada pasien. Sewaktu-waktu pasien akan
mengalami perasaan terancam yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan janinnya.
3.
Faktor lingkungan, sosial, dan budaya
a. Kebiasaan,
adat istiadat
Ada beberapa kebiasaan adat
istiadat yang merugikan kesehatan ibu hamil. Tenaga kesehatan harus bijaksana
dalam menyikapi keadaan ini jangan
sampai menyinggung “kearifan lokal” yang sudah berlaku di daerah tersebut.
b. Fasilitas
kesehatan
Adanya fasilitas kesehatan yang
memadai akan sangat menentukan kualitas pelayanan kepada ibu hamil dan akan sangat menentukan atau
berpengaruh terhadap upaya penurunan angka kesehatan ibu (AKI).
c. Status
ekonomi
Tingkat sosial ekonomi terbukti
sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik dan psikologis ibu hamil.
d. Kekerasan
dalam kehamilan
Terjadinya kekerasan dalam
kehamilan akan sangat mempengaruhi kesehatan ibu dan bayi. Tekanan psikologis
yang dialami ibu hamil akan membawa dampak yang sangat tidak baik bagi bayinya.
Jika ibu mengalami depresi kemungkinan keinginan untuk merawat bayi juga akan
menurun sehingga sebagai tenaga kesehatan perlu
waspada terhadap adanya penyulit dan komplikasi tersebut.
e. Tingkat
pendidikan
Penguasaan pengetahuan erat
kaitannya dengan kualitas perawatan bayi berkaitan erat dengan tingkat
pengetahuan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya tentang sesuatu.
f. Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan
menggambarkan aktivitas dan tingkat kesejahteraan ekonomi yang akan didapatkan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa ibu yang bekerja mempunyai tingkat
pengetahuan yang lebih baik daripada ibu yang tidak bekerja.
C. Tanda dan Gejala Kehamilan
1. Tanda-Tanda
Presumtif (dugaan)
a. Amenorhea
(tidak datang haid)
Wanita harus mengetahui tanggal
hari pertama haid terakhir (HPMT) supaya dapat ditafsir umur kehamilan dan
taksiran tanggal persalinan (HPL).
b. Mual
muntah
Biasanya terjadi pada bulan-bulan
pertama kehamilan hingga akhir trimester pertama. Karena sering terjadi pada
pagi hari, disebut morning sickness.
Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.
c. Mengidam
Ibu yang sedang hamil sering
meminta makanan dan minuman tertentu terutama pada trimester pertama.
d. Tidak
tahan suatu bau-bauan tertentu
e. Pingsan
f. Tidak
ada selera makan
Hanya berlangsung pada triwulan
pertama, kemudian nafsu makan timbul kembali.
g. Lelah
h. Payudara
membesar, tegang, dan sedikit nyeri
Disebabkan pengaruh hormon estrogen
dan progesterone yang merangsang payudara duktus dan alveoli.
i.
Sering buang air kecil
Karena kendung kemih tertekan oleh
rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada trimester kedua kehamilan.
Pada akhir kehamilan, gejala ini muncul kembali karena kandung kemih tertekan
oleh kepala janin.
j.
Konstipasi/obstipasi
Karena otot usus menurun oleh
pengaruh hormon steroid.
k. Pigmentasi
kulit
Terjadi karena pengaruh hormon kortikosteroid
plasenta, dijumpai di muka (chloasma gravidarlum), areola payudara, leher, dan
dinding perut (linea nigra).
l.
Varises
Terjadi pada kaki, betis, dan
vulva, biasanya pada trimester akhir.
2. Tanda-Tanda
Kemungkinan Hamil
a. Perut
membesar.
b. Uterus
membesar, terjadi perubahan bentuk, besar, konsistensi dari rahim.
c. Tanda
hegar, melunaknya segmen bawah uterus.
d. Tanda
chadwick, bercak keunguan pada vagina karena meningkatnya suplai darah.
e. Tanda
Godell’s, melunaknya uterus.
f. Kontraksi
kecil uterus bila dirangsang = braxton hiks.
g. Teraba
ballottement.
h. Rekasi
kehamilan positif.
3. Tanda
pasti kehamilan
a. Ada gerakan janin
b. Denyut
jantung janin
c. Terlihat
tulang-tulang janin saat di USG
D. Usia Kehamilan
1. Trimester
I
a. Minggu
1
Minggu ini sebenarnya masih periode
menstruasi, bahkan pembuahan pun belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan
kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari pertama haid terakhir. Proses
pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi kepada tubuh
bahwa telah ada calon bayi dalam rahim.
Saat ini janin sudah memiliki segala bekan genetik, sebuah kombinasi unik
berupa 46 jenis kromosom manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah
nutrisi (melalui ibu) dan oksigen. Sel-sel telur yang berada didalam rahim,
berbentuk seperti lingkaran sinar yang mengelilingi matahari. Sel ini akan bertemu dengan sel-sel sperma
dan memulai proses pembuahan 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan
akhir mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur.
Walaupun pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel
saja yang bisa menembus indung telur.
Pada saat ini kepala sel sperma
telah hampir masuk. Kita dapat melihat bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha
secara tekun menerobos dinding indung telur.
b. Minggu
2
Pembuahan terjadi pada akhir minggu
kedua. Sel telur yang telah dibuahi membelah dua 30 jam
setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak di dalam lubang
falopi menuju rahim. Setelah membelah
menjadi 32, sel telur disebut morula. Sel-sel mulai berkembang dan terbagi
kira-kira dua kali sehari sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah
bertambah dan membantu blastocyst terpaut pada endometrium.
c. Minggu
3
Sampai usia kehamilan 3 minggu, ibu
mungkin belum sadar jika sedang mengandung. Sel telur yang telah membelah
menjadi ratusan akan menempel pada
dinding rahim disebut blastosit.
Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2 mm.
d. Minggu
4
Kini, bayi berbentuk embrio. Embrio
memproduksi hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin-HCG), sehingga apabila
anda melakukan test kehamilan, hasilnya positif. Janin mulai membentuk struktur
manusia. Saat ini telah terjadi
pembentukan otak dan tulang belakang serta jantung dan aorta (urat besar
yang membawa darah ke jantung).
e. Minggu
5
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm,
mesoderm, dan endoderm. Ectoderm adalah lapisan yang paling atas yang akan
membentuk sistem saraf pada janin tersebut yang seterusnya membentuk otak,
tulang belakang, kulit, serta rambut. Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah
yang akan membentuk organ jantung, buah pinggang, tulang, dan organ
reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu
lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas, dan pundi
kencing.
f. Minggu
6
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang
diukur dari puncak kepala hingga bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi
telah menutup. Pada minggu ini sistem pencernaan dan pernafasan mulai dibentuk,
pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang menjadi lengan kaki pun mulai tampak.
g. Minggu
7
Akhir minggu ketujuh, panjangnya
sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram, kira-kira sebesar biji kacang hijau.
Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian bahu dan tangan yang mungil. Jantung
telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik kiri, begitu pula dengan saluran
udara yang terdapat di dalam paru-paru.
h. Minggu
8
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak
perubahan yang terjadi pada bayi, ujung hidung dan kelopak mata mulai
berkembang, begitu pula telinga. Bronchi, saluran yang menghubungkan paru-paru
dengan tenggorokan, mulai bercabang. Lengan semakin membesar dan ia memiliki
siku. Bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung, bibir,
mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran kulit
yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum sempurna.
i.
Minggu 9
Telinga bagian luar mulai terbentuk
kaki dan tangan terus berkembang berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai
bergerak, dengan Doppler bisa mendengar detak jantungnya. Minggu ini,
panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
j.
Minggu ke-10
Semua organ penting yang telah
berbentuk mulai bekerja sama. Pertumbuhan otak meningkat dengan cepat, hampir
250.000 sel saraf baru diproduksi setiap menit. Ia mulai tampak seperti manusia
kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat 7 gram.
k. Minggu
ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar
6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di
usia ini janin sudah menguap. Gerakan demi gerakan kaki dan tangan, termasuk
gerakan menggeliat, meluruskan tubuh, dan menundukkan kepala, sudah bisa
dirasakan ibu. Janin kini sudah bisa mengubah posisinya dengan berputar,
memanjang, bergelung, atau malah jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan
sekaligus memberi sensasi kebahagiaan tersendiri.
l.
Minggu ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu
dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan kaki yang mungil terpisah penuh. Usus
bayi telah berada di dalam rongga perut. Akibat meningkatnya volume darah ibu,
detak jantung janin bisa jadi meningkat. Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya
14 gram. Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa
millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga
dan kelopak mata.
2. Trimester
II
Ditandai dengan
percepatan pertumbuhan dan pematangan fungsi seluruh jaringan dan organ tubuh.
Namun waspadai pertambahan berat badan yang berlebih. Agar proses tumbuh
kembang janin tak terganggu hindari penyakit kronis sebelum kehamilan maupun
penyakit infeksi yang mungkin terjadi saat kehamilan.
a. Minggu ke-13
Panjang janin (dari puncak kepala
sampai sakrum/bokong) ditaksir sekitar 65-78 mm. Berat kira-kira 20 gram. Rahim
dapat teraba kira-kira 10 cm di bawah pusar. Pertumbuhan kepala bayi yang saat
ini kira-kira separuh panjang janin mengalami perlambatan dibanding bagian
tubuh lainnya. Perlambatan ini berlagsung terus, hingga di akhir kehamilan akan
tampak proporsional, yakni kira-kira tinggal sepertiga panjang tubuhnya. Kedua
cikal bakal matanya makin hari kian bergeser ke bagian depan wajah meski masih terpisah jauh satu sama lain. Sementara telinga bagian
luar terus berkembang dan menyerupai telinga normal. Kulit janin yang
masih sangat tipis membuat pembuluh darah terlihat jelas di bawah
kulitnya. Seluruh tubuh janin ditutupi rambut-rambut halus yang disebut lanugo.
Kerangka /tulang belulangnya sudah terbentuk di minggu-minggu sebelumnya dan di
minggu-minggu selanjutnya akan berosifikasi/menahan kalsium dengan sangat
cepat, hingga tulangnya jadi lebih keras.
b. Minggu
ke-14
Panjang mencapai kisaran 80-an mm atau
8 cm, berat sekitar 25 gram. Telinga janin menempati posisi normal di sisi kiri
dan kanan kepala, mata mengarah ke posisi sebenarnya. Leher terus memanjang
sementara dagu tak lagi menyatu ke dada. Alat-alat kelamin bagian luar juga
berkembang lebih nyata, hingga lebih mudah membedakan jenis kelaminnya.
c. Minggu
ke-15
Panjang janin sekitar 10-11 cm,
berat kira-kira 80 gram. Kehamilan makin terlihat, dianjurkan untuk tidak
menggunakan jeans.
d. Minggu
ke-16
Kini panjangnya mencapai taksiran
12 cm, berat kira-kira 100 gram. Refleks gerak bisa dirasakan ibu, meski masih
amat sederhana yang biasanya terasa sebagai kejutan. Rambut halus di atas bibir
atas dan alis mata juga tampak melengkapi lanugo yang memenuhu seluruh
tubuhnya. Bahkan, jari-jemari kaki dan tangannya dilengkapi dengan sebentuk
kuku. Tungkai kaki yang di awal pembentukannya muncul belakangan, kini lebih
panjang daripada lengan. Pada usia ini
janin memproduksi alfafetoprotein,
yaitu protein yang hanya dijumpai pada darah ibu hamil. Bila kadar protein
ini berlebih bisa merupakan pertanda ada masalah serius pada janin, seperti
spina bifida. Sebaliknya, kadar alfafetoprotein yang rendah bersignifikasi
dengan Sindrom Down. Jumlah alfafetoprotein ini sendiri dapat diukur dengan
pemeriksaan air ketuban/amniosentesis dengan menyuntikkan jarum khusus lewat
dinding perut ibu.
e. Minggu
ke-17
Panjang tubuh janin meningkat lebih
pesat ketimbang lebarnya, menjadi 13 cm, berat sekitar 120 gram, hingga bentuk
rahim terlihat oval dan bukan membulat. Akibatnya, rahim terdorong dari rongga
panggul mengarah ke rongga perut. Otomatis usus ibu terdorong nyaris mencapai
daerah hati, hingga kerap terasa menusuk ulu hati. Pertumbuhan rahim yang pesat
ini pun membuat ligamen-ligamen meregang,
terutama bila ada gerakan mendadak. Rasa nyeri atau tak nyaman ini
disebut nyeri ligamen rotundum. Oleh karena itu amat disarankan menjaga sikap
tubuh dan tak melakukan gerakan-gerakan mendadak atau yang menimbulkan peregangan.
Lemak yang juga sering disebut jaringan adiposa mulai terbentukdi bawah kulit
bayi yang semula sedemikian tipis pada
minggu ini dan minggu-minggu berikutnya.
f. Minggu
ke-18
Taksiran panjang janin adalah 14
cm, berat sekitar 150 gram. Rahim dapat diraba tepat dibawah pusar, ukurannya
kira-kira sebesar buah semangka. Pertumbuhan rahim ke depan akan mengubah
keseimbangan tubuh ibu.
g. Minggu ke-19
Panjang janin diperkirakan 13-15
cm, taksiran berat 200 gram. Sistem saraf janin yang terbentuk di minggu ke-4,
di minggu ini makin sempurna perkembangannya, yakni dengan diproduksi cairan
serebrospinalis yang mestinya bersirkulasi di otak dan saraf tulang belakang
tanpa hambatan.
h. Minggu
ke-20
Panjang janin mencapai kisaran
14-16 cm, berat sekitar 260 gram. Kulit yang menutupi tubuh janin mulai bisa
dibedakan menjadi dua lapisan, yakni lapisan epidermis yang terletak di
permukaan dan lapisan dermis yang merupakan lapisan dalam. Epidermis
selanjutnya akan membentuk pola-pola tertentu pada ujung jari, telapak tangan
maupun telapak kaki. Sedangkan lapisan dermis mengandung pembuluh-pembuluh
darah kecil, saraf, dan sejumlah besar lemak.
i.
Minggu ke-21
Beratnya sekitar 350 gram, panjang
kira-kira 18 cm. Pada minggu ini, berbagai sistem organ tubuh mengalami
pematangan fungsi dan perkembangan.
Dengan perut yang kian membuncit dan keseimbangan tubuh yang terganggu, bukan
saatnya lagi melakukan olahraga kontak seperti basket yang kemungkinan
terjatuhnya besar. Hindari pula olahraga peregangan ataupun yang bersikap
kompetitif, semisal golf atau bahkan lomba lari.
j.
Minggu
ke-22
Berat mencapai taksiran 400-500
gram, panjang sekitar 19 cm. ibu kian mampu beradaptasi dengan kehamilannya.
Kekhawatiran bakal terjadi keguguran juga sudah pupus. Keluhan mual-muntah
sudah berlalu dan kini nafsu makannya justru sedang menggebu. Mesti berhati-hati
agar tak terjadi pertambahan berat badan yang berlebih. Ciri khas usia
kehamilan ini adalah substansi putih mirip pasta penutup kulit tubuh janin yang
disebut vernix caseosa. Fungsinya melindungi kulit janin terhadap cairan
ketuban maupun kelak saat berada di jalan lahir.
k. Minggu
ke-23
Tubuh janin tak lagi terlihat
kelewat ringkih karena bertambah montok dengan berat hampir mencapai 550 gram,
panjang sekitar 20 cm. Kulitnya masih
tampak keriput karena kandungan lemak di bawah kulitnya tak sebanyak saat ia
dilahirkan kelak. Wajah dan tubuhnya secara keseluruhan amat mirip dengan
penampilannya sewaktu dilahirkan nanti. Rambut lanugo yang menutup sekujur
tubuhnya, kadang berwarna lebih gelap di usia kehamilan ini.
l.
Minggu
ke-24
Janin makin terlihat berisi dengan
berat yang diperkirakan mencapai 600 gram, panjang sekitar 21 cm. Rahim
terletak sekitar 5 cm di atas pusar atau sekitar 24 cm di atas simfisis
pubis/tulang kemaluan. Kelopak-kelopak matanya kian sempurna dilengkapi bulu
mata. Pendengarannya berfungsi penuh.
m. Minggu
ke-25
Berat bayi kini mencapai sekitar
700 gram, panjang dari puncak kepala sampai bokong kira-kira 22 cm. Jarak dari
puncak rahim ke simfisis pubis sekitar 25 cm. Bila ada indikasi medis,umumnya
akan dilakukan USG berseri seminggu dua kali untuk melihat apakah perkembangan
bayi terganggu atau tidak.
n. Minggu
ke-26
Di usia ini berat bayi diperkirakan
hampir mencapai 850 gram, panjang dari bokong dan puncak kepala sekitar 23 cm.
Denyut jantung sudah jelas-jelas terdengar, normalnya 120-160 denyut per menit.
o. Minggu
ke-27
Bayi kini beratnya melebihi 1000
gram, panjang totalnya 34 cm dengan panjang bokong ke puncak kepala sekitar 24
cm. Di minggu ini kelopak mata mulai membuka. Sementara retina yang berada di
bagian belakang mata, membentuk lapisan-lapisan yang berfungsi menerima cahaya
dan informasi mengenai pencahayaan itu sekaligus meneruskannya ke otak.
p. Minggu
ke-28
Puncak rahim berada kira-kira 8 cm
di atas pusar. Gerakan janin makin kuat dengan intensitas yang makin sering,
sementara denyut jantungnya pun kian mudah didengar. Tubuhnya masih terlihat
kurus meski mencapai berat sekitar 1100 gram dengan kisaran panjang 35-38 cm.
Kendati dibanding minggu-minggu sebelumnya lebih berisi dengan bertambah jumlah
lemak di bawah kulitnya yang terlihat kemerahan.
3. Trimester
II
a. Minggu
ke-29
Beratnya sekitar 1250 gram, panjang
rata-rata 37 cm. Kelahiran prematur mesti diwaspadai karena umunya meningkatkan
keterlambatan perkembangan fisik maupun mentalnya. Bila dilahirkan di minggu
ini, ia mampu bernafas meski dengan susah payah. Ia pun bisa menangis, kendati
masih terdengar lirih. Kemampuannya bertahan untuk hidup pun masih tipis karena
perkembangan paru-parunya belum sempurna. Meski dengan perawatan yang baik dan
terkoordinasi dengan ahli lain yang terkait, kemungkinan hidup bayi prematur
pun cukup besar.
b. Minggu
ke-30
Beratnya mencapai 1400 gram,
kisaran panjang 38 cm. Puncak rahim yang berada sekitar 10 cm di atas pusar
memperbesar rasa tak nyaman, terutama pada panggul dan perut seiring bertambah
besar kehamilan. Mulai denyutan halus, sikutan/tendanagn sampai gerak cepat
meliuk-liuk yang menimbulkan rasa nyeri.
c. Minggu
ke-31
Berat bayi sekitar 1600 gram,
taksiran panjang 40 cm. waspadai bila pada ibu muncul gejala nyeri di bawah
tulang iga sebelah kanan, sakit kepala maupun penglihatan berkunang-kunang,
terutama bila disertai tekanan darah tinggi yang mencapai peningkatan lebih
dari 30 ml/Hg.
d. Minggu
ke-32
Pada usia ini berat bayi harus
berkisar 1800-2000 gram, panjang tubuh 42 cm. Kunjungan rutin diperketat/lebih
intensif dari sebulan sekali menjadi 2 minggu sekali.
e. Minggu
ke-33
Beratnya lebih dari 2000 gram,
panjangnya sekitar 43 cm. Di minggu ini mesti diwaspadai terjadi abrupsio
plasenta atau plasenta lepas dari dinding rahim.
f. Minggu
ke-34
Berat bayi hampir 2275 gram,
taksiran panjang sekitar 44 cm. Idealnya, di minggu ini dilakukan tes untuk
menilai kondisi kesehatan si bayi secara umum. Penggunaan USG bisa dimanfaatkan
untuk pemeriksaan ini, terutama evaluasi terhadap otak, jantung, dan organ
lain. Sedangkan pemeriksaan lain yang biasa dilakukan adalah tes non-stres dan
profil biofisik.
g. Minggu
ke-35
Secara fisik bayi berukuran sekitar
45 cm, berat 2450 gram. Mulai minggu ini bayi umumnya sudah matang fungsi
paru-parunya. Ini sangat penting karena
kematangan paru-paru sangat menentukan life viabilitas atau kemampuan si bayi
untuk bertahan hidup. Kematangan fungsi paru-paru ini sendiri akan dilakukan
lewat pengambilan cairan amnion untuk menilai lesitin spingomyelin atau selaput
tipis yang menyelubungi paru-paru.
h. Minggu
ke-36
Berat bayi harusnya mencapai 2500
gram, panjang 46 cm. Pemeriksaan rutin diperketat jadi seminggu sekali.
i.
Minggu ke-37
Dengan panjang 47 cm, berat 2950
gram. Di usia ini bayi dikatakan aterm atau siap lahir karena seluruh fungsi
organ-organ tubuhnya bisa matang untuk bekerja sendiri. Kepala bayi biasanya
masuk ke jalan lahir dengan posisi siap lahir. Kendati sebagian kecil di
antaranya dengan posisi sungsang. Di minggu ini biasanya dilakukan pula
pemeriksaan dalam untuk mengevaluasi kondisi kepala bayi, perlunakan jalan
lahir guna mengetahui sudah mencapai pembukaan berapa.
j.
Minggu ke-38
Berat bayi sekitar 3100 gram,
panjang 48 cm. Rasa cemas menanti-nantikan saat melahirkan yang mendebarkan
bisa membuat ibu mengalami puncak gangguan emosional. Ibu dapat melakukan
relaksasi dengan melatih pernafasan sebagai bekal mejelang persalinan. Meski
biasanya akan ditunggu sampai usia kehamilan 40 minggu, bayi rata-rata akan
lahir di usia kehamilan 38 minggu.
k. Minggu
ke-39
Di usia kehamilan ini bayi mencapai
berat sekitar 3250 gram, panjang sekitar 49 cm. Di minggu ini perlu siaga
menjaga agar kehamilan jangan sampai postmatur atau lewat waktu. Karena bila
terjadi hal demikian, plasenta tak mampu lagi menjalani fungsinya untuk
menyerap suplai makanan dari ibu ke bayi, hingga kekurangan gizi.
l.
Minggu ke-40
Panjangnya mencapai kisaran 45-55
cm, berat sekitar 3300 gram. Betul-betul cukup bulan dan siap dilahirkan. Jika
laki-laki, testisnya sudah turun ke skrotum. Pada wanita, labia mayora (bibir
kemaluan bagian luar) sudah berkembang baik dan menutupi labia minora (bibir
kemaluan bagian dalam).
E. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis
Dalam Kehidupan
1. Sistem
Reproduksi
a. Vagina
Peningkatan estrogen penipisan
mukosa, hilangnya penghubung dan peningkatan sekresi keputihan.
b. Serviks
Peningkatan estrogen merangsang glandular
serviks peningkatan jumlah sel dan menjadi hiperaktif. Peningkatan
vaskularisasi serviks lunak (Goodell’s Sign) dan vagina menjadi ungu (tanda
chadwick’s).
c. Uterus
Sebelum hamil kecil (± 7,5 cm,
berat ±60 gram berbentuk seperti buah pear) sedangkan pada akhir kehamilan
menjadi ±28 – 24 – 21 cm, beratnya mendekati 1000 gram, kapasitasnya meningkat ±10
cc – 5 liter atau lebih. Adanya kontraksi yang irregular (nyeri menyeluruh,
intermiten pada masa kehamilan), terasa sampai 4 bulan kehamilan, kontraksi ini
disebut Kontraksi Braxton Hick.
d. Ovarium
Tidak memproduksi ovum tetapi
corpus luteum tetap memproduksi hormon pada kehamilan 10-12 minggu. Progesteron
mensekresi endometrium sampai placenta terbentuk, corpus luteum mulai berkurang
dan hampir hilang pada pertengahan kehamilan.
2. Sistem
Laktasi dan Proses Laktasi
Pengaruh hormon estrogen,
progesteron, dan somatotrophin, hipertrofi dan hiperpigmentasi pada papilla dan
areola mammae, pembentukan duktus laktiferus (cabang), pembentukan lobules dan
sel-sel alveoli. Proses laktasi :
§ Pada
trimester I duktus laktiferus bercabang-cabang.
§ Pada
trimester II penimbunan lemak pada lobulus dan alveoli.
§ Pada
trimester III sel-sel alveoli mulai memproduksi ASI.
3. Sistem
Kardiovaskuler dan Hematologi
Aliran darah meningkat pada uterus
dan ginjal, sirkulasi volume darah naik 50%, cardiac output naik 30 – 40 %.
Nadi meningkat sebanyak 10-15x / menit. Tekanan darah menurun tajam selama
trimester II, akan meningkat pada trimester III. Produksi leukosit meningkat
5.000 – 12.000 /mm3. Pembesaran
uterus menekan pelvik dan pembuluh darah femur aliran darah kembali dan statis,
edema dan varices pada vena kaki, vulva dan rektum pada akhir kehamilan dan
postural hipotensi. Volume darah bertambah, eritrosit 30% (tambahan suplemen
dan 18% tanpa suplemen) sedangkan plasma meningkat hingga 50% anemia kehamilan
(psedoanemia).
4. Peningkatan
Berat Badan
Peningkatan BB disebabkan oleh :
berat janin, plasenta, air ketuban, uterus, lemak, protein, retensi air,
payudara. Kenaikan BB yang berlebihan menandakan retensi air meningkat terjadi
pada keadaan pre eklampsia dan eklampsia, sehingga penimbangan BB sangat
penting. Wanita dengan BB normal, dianjurkan selama kehamilan meningkat 11,5-16
kg, pada wanita gemuk dianjurkan meningkat 7-11,5 kg sedangkan untuk wanita
kurus dianjurkan meningkat 12,5-18 kg. Pada rata-rata, penambahan BB 1,4 - 2,3
kg selama trimester I dan 5,5 – 6,8 kg pada tiap-tiap trimester.
5. Sistem
Respirasi
Hiperventilasi karena pengaruh
progesteron dan karena kebutuhan metabolisme yang meningkat. Sesak nafas karena
terbatasnya gerakan diafragma.
6. Sistem
Urinaria
Kecepatan filtrasi glomerulus dan
darah renal meningkat 50%. Frekuensi kencing meningkat. Hidronefrotis /
hidroureter (bisa terjadi).
7. Sistem
Gastrointestinal
Ø Rasa
tidak enak pada ulu hati karena perubahan posisi lambung dan refluks
Ø Produksi
asam lambung menurun
Ø Mual
dan muntah karena pengaruh HCG
Ø Hemoroid
karena tekanan venosa
Ø Konstipasi
karena progesterone
8. Sistem
Metabolisme
Ø Air
: darah + uterus + payudara = 3 liter; janin + placenta + air ketuban = 3,5
liter
Ø Protein
: ibu 500 gr, janin dan placenta
500 gr
Ø Karbohidrat
: cenderung diabetes
Ø Lemak
: kenaikan semua fraksi lemak
Ø Mineral
: kebutuhan meningkat (terutama Fe)
F. Adaptasi Fisik dan Psikososial yang
Spesifik Pada Ibu Hamil
Kehamilan
secara tradisional dipandang sebagai krisis emosi oleh beberapa ahli psikologi.
Hal ini sering berhubungan dengan teori Erickson tentang krisis perkembangan,
bahwa semua manusia melalui sejumlah tahap kehidupan atau peristiwa kehidupan,
kemajuan dari satu tahap ke tahap berikutnya bergantung pada negosiasi
psikologis setiap peristiwa atau “krisis” sebelum memasuki tahap berikutnya
dengan sukses. Kehamilan adalah saat-saat krisis, saat terjadinya gangguan,
perubahan identitas dan peran bagi setiap orang : ibu, bapak,dan anggota
keluarga. Perubahan psikologis yang biasa terjadi pada wanita hamil :
§ Pada
trimester I “membingungkan”
§ Pada
trimester II “menyenangkan”
§ Pada
trimester III “mendebarkan”
Perubahan-perubahan psikologis atau efek-efek pada
masa kehamilan dapat dipahami dengan baik bila mengerti kerangka kerja teori krisis :
Ø Manusia
berespon terhadap krisis dengan cara yang khas, sesuai dengan sifat dari
kejadian yang mengganggu kehidupan
mereka : syok dan menyangkal kebingungan dan pre occupation aksi untuk solusi
proses belajar dari pengalaman.
Ø Cara
orang bereaksi terhadap krisis tergantung pada : persepsi terhadap kejadian,
dukungan situasionaldan mekanisme koping mereka.
Beberapa faktor yang mempengaruhi respon emosional
terhadap kehamilan :
1. Direncanakan
atau tidak direncanakan
2. Efek
beberapa faktor risiko Obstetri
3. Ansietas
dan usia
4. Penggunaan
dan penyalahgunaan zat
5. Efek
psikologis kehamilan
6. Citra
tubuh
Tujuan memperhatikan aspek psikososial kehamilan
adalah untuk mengetahui :
1. Mengetahui
budaya terhadap persepsi kehamilan
2. Makna
dan pengaruh kehamilan bagi pasangan
3. Penerapan
proses keperawatan dengan memperhatikan aspek psikososial pada hamil normal
Gangguan-gangguan yang umum dialami ibu hamil:
1. Trimester
I kehamilan
a. Data
psikososial dan perubahan-perubahan yang perlu dikaji adalah :
1) Penerimaan
keluarga terhadap kehamilannya
2) Bagaimana
perubahan kehidupan sehari-hari
3) Bagaimana
reaksi keluarga terhadap perubahan
4) Bagaimana
cara keluarga memberikan dorongan kepada ibu hamil
5) Siapa
yang akan bertanggung jawab terhadap perawatan bayi
b. Hal-hal
yang perlu mendapat perhatian pada masa ini adalah :
1) Mual
dan muntah
2) Pengaruh
obat terhadap janin
3) Perubahan
body image / citra tubuh (khususnya bagi ibu hamil yang masih remaja / muda
dengan usia < 19 tahun)
4) Kebutuhan
nutrisi
2. Trimester
II kehamilan
Pada masa ini ibu hamil dan
keluarga memasuki masa transisi dari masa menerima kehamilan ke masa menyiapkan
kelahiran dan menerima bayi. Perhatian dititik beratkan pada fase transisi dan
rencana kelahiran. Hal-hal lain yang perlu diperhatikan :
a. Peningkatan
berat badan dan tekanan darah
b. Rasa
ketidaknyamanan
c. Aktivitas
seksual
3. Trimester
III kehamilan
Pada masa ini perhatian lebih
diarahkan pada :
a. Persiapan
untuk melahirkan
b. Persiapan
menyusui
c. Rencana
perawatan bayi
d. Kemungkinan-kemungkinan
yang mungkin terjadi
Pada
masa ini berikan informasi atau petunjuk-petunjuk bagi ibu hamil dan
keluarganya tentang pemanfaatan sarana kesehatan seperti rumah bersalin atau
fasilitas kesehatan lainnya
Pemeriksaan
Antenatal Care (ANC)
Dalam penerapan praktis pelayanan ANC, menurut Badan
Litbangkes Depkes RI, standar minimal pelayanan ANC adalah ”14 T” yaitu :
a.
Tanyakan dan menyapa ibu dengan rumah
b.
Tinggi badan dan berat badan ditimbang
c.
Temukan kelainan / periksa daerah muka
dan leher (gondok, vena jugularis externa), jari dan tungkai (edema), lingkar
lengan atas, panggul (perkusi ginjal) dan reflek lutut
d.
Tekanan darah di ukur
e.
Tekan / palpasi payudara (benjolan),
perawatan payudara, senam payudara, tekan titik (accu pressure) peningkatan ASI
f.
Tinggi fundus uteri di ukur
g.
Tentukan posisi janin (Leopold I-IV) dan
detak jantung janin
h.
Tentukan
keadaan (palpasi) liver dan limpa
i.
Tentukan kadar Hb dan periksa lab
(protein dan glokusa urin), sediaan vagina dan VDRL (PMS) sesuai indikasi
j.
Terapi dan pencegahan anemia (tablet Fe)
dan penyakit lainnya sesuai indikasi. (gondok, malaria dll)
k.
Tetanus toxoid imunisasi
l.
Tingkatkan kesegaran jasmani ((accu pressure)) dan senam hamil
m.
Tingkatkan pengetahuan ibu hamil
(penyuluhan) : makanan bergizi ibu hamil, tanda bahaya kehamilan, petunjuk agar
tidak terjadi bahaya pada waktu kehamilan dan persalinan
n.
Temu wicara konseling
1.
Tanda bahaya kehamilan :
a. Perdarahan
pada hamil muda maupun tua
b. Bengkak
di kaki, tangan atau wajah disertai sakit kepala hebat dan atau kejang
c. Demam
atau panas tinggi
d. Air
ketuban pecah atau keluar sebelum waktunya
e. Gerakan
janin berkurang atau tidak bergerak
f. Muntah
terus atau tidak mau makan
Enam masalah tersebut bisa
menyebabkan keguguran atau kelahiran dini (premature) yang membahayakan ibu dan
bayi. Segera bawa ke petugas kesehatan didampingi suami atau keluarga.
Masalah lain pada kehamilanadalah
batuk lama, lemah, jantung berdebar-debar, gatal-gatal pada kemaluan dan
keputihan
2.
Tanda bahaya persalinan
a. Perdarahan
jalan lahir
b. Tali
pusat atau tangan bayi keluar dari jalan lahir
c. Ibu
tidak kuat mengejan
d. Ibu
kejang dan gelisah
e. Ibu
merasakan sakit yang hebat
f. Air
ketuban keruh dan berbau
Konsep Dasar Pemeriksaan Fisik
Prinsip dasar dan tehnik pemeriksaan
fisik pada ibu dan bayi :
I. Inspeksi
Inspeksi adalah
proses pengamatan / observasi untuk mendeteksi masalah kesehatan pasien, dengan
cara :
a. Mengatur
posisi, bagian tubuh yang di amati
b. Cahaya
cukup
c. Inspeksi:
ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan, posisi dan abnormaliitas
d. Bandingkan
area sisi tubuh dengan bagian tubuh
e. Jangan
terburu-buru
II. Palpasi
a. Pemeriksaan
dengan menggunakan indera peraba yaitu tangan untuk menentukjan ketahanan,
kekenyalan, kekerasan, tekstur dan mobilitas
b. Dibutuhkan
kelembutan dan sensitivitas dengan palmar jari
c. Temperature
menggunakan bagian belakang tangan dijari
d. Telapak
tangan dan permukaan ulnar tangan lebih sensitive pada getaran
III. Perkusi
Pemeriksaan dengan melakukan
pengetukan pada bagian tubuh dengan ujung-ujung jari untuk mengetahui ukuran,
batasan, kinsistensi organ tubuh
Pemeriksaan dengan cara langsung
dan tidak langsung
IV. Auskultasi
Auskultasi merupakan cara
pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh melalui alat
stetoskop
Yang diperhatikan :
-
Frekuensi
-
Kekerasan
-
Kualitas dan lamanya bunyi
Pemeriksaan fisik pada ibu hamil :
A. Pemeriksaan
umum
-
Keadaan Umum (KU)
-
Status gizi
-
Tingkat kesadaran
-
Ada tidaknya kelainan
-
Pemeriksaan jantung dan paru, replek
-
Tanda-tanda vital (TTV)
B. Pemeriksaan kebidanan
-
Inspeksi
1. Wajah
2. Leher
3. Dada
4. Perut
5. Vulva
6. ekstremitas
-
Palpasi
1. Leopold
I : usia kehamilan, bagian
yang ada difundus, pemeriksa berdiri
di depan ibu, bengkokan kaki ibu
Usia : tinggi fundus (cm) /3,5
2. Leopold
II : letak punggung anak dan
letak bagian kecil pada anak
3. Leopold
III : menentukan bagian terbawah
janin
4. Leopold
IV : menentukan bagian apa yang
terbawah apakah masuk PAP
-
Perkusi : stetoskop mono aural : Djj
normal (120-160 x/m)
-
Auskultasi
-
Replek patella
-
Menghitung taksiran persalinan :
Rumus Naegele : HPHT : hari + 7,
bulan + 9/- 3, tahun + 1
Penyakit yang menyertai kehamilan :
1. Penyakit
paru
Kehamilan
dan tuberkolusis atau stressor yang berbeda pada ibu hamil. Stressor tersebut
secara simultan mempengaruhi keadaan fisik dan mental ibu hamil
Gejala :
- Batuk-batuk
yang lama
- Sesak
nafas dan rasa nyeri dada
- Badan
terasa lemah
- Nafsu
makan berkurang
- Berat
badan menurun
- Kadang
ada batuk darah
- Berkeringat
malam walaupun tanpa kegiatan
Penatalaksanaan
medis pada kehamilan dengan TB :
Biasanya
diberikan obat-obatan TB yang aman bagi kehamilan seperti rifampisin, INH dan
Ethambutol.
Efek
Tuberkolusis bagi kehamilan :
1. Abortus,
terhambatnya pertumbuhan janin, kelahiran premature dan terjadinya penularan TB
dari ibu melalui aspirasi cairan amnion ( disebut TB congenital)
2. Gejala
TB congenital yaitu seperti premature, gangguan nafas, berat badan rendah, hati
dan limfa membesar
2. Penyakit
jantung
Pada
masa kehamilan selalu terjadi perubahan system kardiovaskuler yang biasanya
masih dalam batas fisiologik, hal ini karena janin yang sedang tumbuh perlu
oksigen dan zat-zat makanan yang terus bertambah seiring tuanya kehamilan yang
harus dipenuhi melalui darah ibu.
Saat
yang berbahaya bagi penderita jantung adalah :
- Pada
kehamilan 32 –p 36 minggu, apabila hipervolemia mencapai puncaknya.
- Pada
saat partus kala II, apabila wanita mengerahkan seluruh tenaga untuk mengejan.
- Pada
masa post partum, karena dengan lahirnya plasenta anatomis arteri vena hilang
dan darah yang seharusnya masuk ke dalam sirkulasi besar.
Diagnosis
Burwall
dan Matcalfe mengajukan 4 kriteri untuk membuat
diagnosis penyakit jantung dalam kehamilan yaitu :
- Bising
diastolic, sitolik/ bisisng jantung terus menerus
- Pembesaran
jantung yang jelas
- Bising
jantung yang nyaring
- Aritmia
berat
Penatalaksanaan
dalam Kehamilan :
- Pengawasan
antenatal yang teratur
- Pencegahan
kenaikan BB dan retensio cairan yang berlebuhan
- Penanganan
keadaan yang memperberat kerja jantung seperti anemia, hipertensi dan hipotensi
- Penderita
harus cukup istirahat, diet rendah garam, pembatasan pemasukan cairan
- Sebaiknya
dirawat di RS 1-2 minggu sebelum taksiran partus
- Bila
muncul gejala agar segera dirawat di RS
3. Penyakit
diabetes mellitus
Gejala utama dari kelainan ini pada
prinsipnya sama dengan gejala utama pada penyakit DM yang lain yaitu :
-
Sering buang air kecil polyuri)
-
Selalu merasa haus (poydipsi)
-
Sering merasa lapar (polipagi)
4. Asma
Perjalanan asma pada kehamilan
dipengaruhi oleh hormone estrogen dan progesterone yang terus meningkat. Tapi
secara umum derajat asma pada ibu hamil atau sepertiga sisanya tetap, membaik
dan sepertiganya memburuk. Kondisi asma yang memburuk umumnya muncul pada
minggu ke 29-36, sementara pada 4 minggu terakhir masa kehamilan justru membaik
hal ini disebabkan oleh membaiknya fungsi paru.
Kalsifikasi Asma :
- Asma
kardial yang berhubungan dengan kelainan jantung
- Asma
bronchial yang merupakan penyakit saluran pernafasan
Derajat
berat ringannya asma yaitu :
- Kategori
ringan
Bila gejala kambuh sampai
terjadinya serangan maksimal 2 kali perminggu ditambah batuk dan mengisi habis
berlatih olah raga
- Kondisi
sedang
Bila gejala timbul lebih dari 2
kali perminggu, kadang disertai gejala seringnya kencing pada malam hari
- Kondisi
berat
Bila gejala terjadi terasa lemah
selama seminggu penuh