BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia
masih belum memuaskan, terbukti dari masih tingginya Angka Kematian Ibu (AKI)
dan Angka Kematian Bayi (AKB). Indikator kesehatan yang berhubungan dengan
kesejahteraan anak adalah Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu
indikator penting untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat dan menilai
keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan.
Angka kematian dan kesakitan pada bayi di Indonesia
mengalami penurunan dari 59/1000 Kelahiran Hidup (KH) menjadi 35/1000 KH.
Sebanyak 57 % kematian bayi pada masa neonatus
(Usia di bawah 1 bulan). Kematian neonatal juga mengalami penurunan dari
29/1000 KH menjadi 20/1000 KH. Setiap enam menit terdapat satu neonatus yang
meninggal. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2001 penyebab
utama kematian neonatal adalah BBLR (29 %), Asfiksia (27 %), Tetanus Neonatorum
( 10 %), Masalah pemberian (10 %), Hematologi termasuk Ikterus (6 %), infeksi
(5 %), dan 13 % lainnya.(Depkes RI, 2007)
Berbagai upaya yang aman dan efektif untuk mencegah
dan mengatasi penyebab utama kematian Bayi Baru Lahir adalah melalui pengawasan
pada masa kehamilan dengan pelayanan antenatal yang berkualitas, asuhan
persalinan normal/dasar dan pelayanan kesehatan neonatal oleh tenaga kesehatan
dan profesional terutama yang memiliki kemampuan dan keterampilan dalam
menerapkan manajemen asfiksia pada bayi baru lahir. Bidan sebagai tenaga
kesehatan berada dibarisan depan diharapkan peka terhadap pertolongan persalinan
sehinga dapat mencapai well born baby dan well health mother (Manuaba, 1988)
untuk memberikan pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya pada bayi baru
lahir dengan menerapkan asuhan kebidanan serta diharapkan mempunyai kemampuan
untuk bisa mendeteksi adanya faktor resiko terjadi gawat janin atau keadaan
yang dapat menyebabkan terjadinya asfiksia pada bayi baru lahir dan melakukan
tindakan-tindakan segera agar dapat memperkecil atau mencegah terjadinya
hal-hal yang tidak diinginkan.
Untuk penurunan
jumlah kematian perinatal dapat dicapai dengan membuat persalinan
seaman-amannya bagi bayi dan dengan mengusahakan agar janin dalam kandungan
dapat hidup dalam kondisi yang sebaik-baiknya. Hal ini mendorong kuat untuk
lebih mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupan janin dalam uterus,
termasuk apa yang menyebabkan prematuritas (sebagian besar bayi meninggal dalam
minggu pertama ialah bayi prematur).
Dari gambaran diatas dan mengingat masih tingginya
angka kejadian kasus bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR), kami tertarik
untuk mengangkat masalah tersebut menjadi laporan kasus dan ingin menerapkan
manajemen BBLR dengan menggunakan asuhan
kebidanan sesuai dengan perkembangan ilmu kebidanan.
B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan latar belakang tersebut di
atas, maka dalam pembuatan Laporan Praktik Klinik Kebidanan ini maka dirumuskan
” Bagaimana Asuhan Kebidanan Pada Bayi Ny. F. dengan BBLR di Ruang Perinatologi
RSUD Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.”
C.
Tujuan
- Tujuan Umum
Dapat melakukan asuhan kebidanan secara
menyeluluruh kepada bayi Ny. F. dengan BBLR di Ruang Perinatologi RSUD
Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
- Tujuan Khusus
Mampu melaksanakan asuhan kebidanan dengan 7 langkah
varney yaitu :
a.
Melakukan pengkajian dengan menggunakan data dasar
asuhan kebidanan pada bayi Ny. F. dengan BBLR di Ruang Perinatologi RSUD
Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
b.
Menginterpretasi data dan menegakkan diagnosa
kebidanan, masalah dan kebutuhan pada bayi Ny. F. dengan
BBLR di Ruang Perinatologi RSUD Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
c.
Mengidentifikasi diagnosa potensial atau masalah
potensial dan mengantisipasi diagnosa potensial atau masalah potensial pada bayi Ny. F. dengan BBLR di Ruang Perinatologi RSUD Dr.H.Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
d.
Menetapkan tindakan segera, konsultasi, kolaborasi
dengan tenaga kesehatan lain pada bayi Ny. F. dengan BBLR di Ruang Perinatologi RSUD
Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
e.
Menyusun rencana asuhan kebidanan secara langsung
dan menyeluruh berdasarkan keputusan yang dibuat pada bayi Ny. F. dengan BBLR
di Ruang Perinatologi RSUD Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
f.
Melaksanakan langsung asuhan kebidanan pada bayi Ny. F. dengan BBLR di Ruang Perinatologi RSUD Dr.H.Soemarno
Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
g.
Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan yang diberikan
kepada bayi Ny. F. dengan BBLR di Ruang Perinatologi RSUD
Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
h.
Mendokumentasikan hasil asuhan kebidanan yang
diberikan kepada bayi Ny. F. dengan BBLR di Ruang Perinatologi
RSUD Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
D. Lokasi dan waktu Praktik
Pelaksanaan Praktik Klinik Kebidanan dilaksanakan di RSUD Dr.H.Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A.
Konsep Dasar Medis
1.
Pengertian BBLR
Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) adalah neonatus
dengan berat badan saat lahir kurang
dari 2500 gr. Dahulu disebut dengan prematur, Pada tahun 1961 (WHO) semua bayi
yang baru lahir kurang atau sama dengan 2500 gr disebut Low Birt Weightinfant
atau disebut dengan BBLR . Untuk mendapatkan keseragaman pada kongres Eoeropean
Perinatal Medicine ke II diLondon tahun 1970 disusun sebagai berikut yaitu:
bayi kurang bulan adalah bayi dalam masa kehamilan kurang dari 37 minggu.
Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah dapat dibagi
menjadi 2 yaitu :
a.Prematuritas murni
Yaitu neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37
minggu dan mempunyai berat badan sesuai masa kehamilan
b.Dismaturitas
Adalah
bayi dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa
kehamilan, hal ini dikarenakan bayi mengalami gangguan pertumbuhan dan
merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilannya.
2.
Etiologi
BBLR dapat di sebabkan oleh beberapa faktor yaitu : faktor ibu, janin,
faktor lingkungan, faktor uterus dan placenta.
a.
Faktor ibu meliputi penyakit yang di derita olah ibu misalnya toksemia
gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisik, dan psikologis, nefritis akut,
dan lain-lain. Usia saat hamil dari umur 16 tahun atau lebih dari
35 tahun, multigravida yang jaraknya kehamilan terlalu dekat dan lain-lain.
Keadaan sosial ekonomi, golongan sosial ekonomi, perkawinan yang tidak syah,
sebab lain karena ibu perokok, peminum alkohol atau narkotik.
b.
Faktor janin meliputi hidramnion, kehamilan ganda,
kelainan kromosom.
c. Faktor lingkungan meliputi tempat tinggal, radiasi zat-zat beracun.
d. Faktor uterus dan placenta meliputi gangguan pembuluh darah, gangguan insersi
tali pusat, kelainan bentuk placenta, pekapuran placenta.
3. Gambaran Klinis
a.
BB < 1500 gram.
b.
Kepala lebih besar dari pada badan.
c.
Kulit tipis transparan.
d.
Lanugo (bulu-bulu halus) terutama pada dahi,
pelipis, telinga dan lengan.
e. Ubun-ubun dan sutura lebar.
f.
Genetalia belum sempurna, labia minora belum
tertutup oleh labia mayora (pada wanita) dan pada laki-laki testis belum turun.
g. Rambut tipis, lembut, dan teranyam.
h. Tulang rawan dan daun telinga imature (elastis daun telinga belum
sempurna).
i.
Pergerakan lemah dan kurang.
j.
Banyak tidur, tangis lemah, pernafasan belum
teratur, dan sering mengalami serangan apnoe.
k. Otot masih hipotonik.
l.
Reflek tonus leher lemah, reflek menghisap dan
menelan serta reflek batuk belum sempurna.
m. Kulit nampak mengkilat dan licin.
4. Penilaian bayi untuk tanda-tanda kegawatan
a.
BBL dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu
atau beberapa tanda berikut :
1)
Sesak nafas
2)
Frekuensi pernafasan 60×/ menit
3)
Gerak
retraksi dada
4)
Malas minum
5)
Panas / suhu badan bayi rendah
6)
Kurang aktif
7)
BBLR
b.
BBL dinyatakan sakit berat apabila di temukan
tanda-tanda sebagai berikut :
1)
Sulit minum
2)
Sianosis sentral
3)
Perut kembung
4)
Periode apnoe
5)
Kejang atau periode kejang-kejang kecil
6)
Perdarahan
7)
Sangat kuning
8)
BBL < 1500 gram
(Abdul Bari Saifudin, George Adnose, Guardi Hanifa Wiknjosostro, 2002).
5. Klasifikasi BBLR
Klasifikasi di tentukan dengan cara menimbang
bayi baru lahir dan sesuai dengan beratnya, maka bayi akan di golongkan dalam :
a. BBLR, berat lahir 1500-2500 gram
b. BBLSR, berat badan lahir <1500 gram
c. BBLER, berat lahir < 1000 gram
6. Prognosis
Bayi baru lahir dengan BBLR mempunyai resiko
kematian yang tinggi. BBLR juga sangat rentan terhadap hipotermi dan infeksi.
7. Penatalaksanaan
Untuk memudahkan dalam penanganan BBLR ini di
bagi dalam dua kelompok besar :
a.
BBLR kurang bulan atau umur kehamilan nya kurang
dari 37 minggu.
b.
BBLR cukup bulan atau kehamilan nya lebih dari 37
minggu.
B.
Konsep Dasar
Asuhan Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian/tahapan
yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus pada pasien.
1. Langkah I: Pengkajian Data Dasar
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat
dan lengkap dari berbagai sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Pada
langkah ini meliputi data subjektif, objektif dan hasil pemeriksaan sehingga
menggambarkan kondisi/masukan pasien yang sebenarnya dan valid. Menurut Arianto
(2008) pengkajian merupakan awal mendapatkan data dengan cara mengumpulkan
semua data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan ibu melalui anamnese,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan data tersebut diklasifikasikan
sebagai data subjektif, objektif dan penunjang:
Data
subjektif adalah data yang didapatkan dari hasil
anamnese allo dan auto anamnese. Data
objektif adalah data yang didapatkan dari hasil pemeriksaan fisik yang
terdiri dari inspeksi, palpasi, auskultasi dan perkusi
2. Langkah II: Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi terhadap diagnosa atau
masalah berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan
sehingga dapat dirumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik.
3. Langkah III: Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah
Potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial
atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa/masalah yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan.
4.
Langkah IV: Menetapkan Kebutuhan Terhadap Tindakan Segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera
oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan
anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien. Langkah ini
mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan.
5.
Langkah V: Menyusun Rencana Asuhan yang Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang
menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi
atau diantisipasi, pada langkah ini informasi/data yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
6.
Langkah VI: Melaksanakan Asuhan dengan Efesien dan Aman
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh
seperti yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan
aman
7. Langkah VII: Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan
yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan, apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam
diagnosa dan masalah. Yang dikaji dengan metode pendokumentasian SOAP
BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
- Pengkajian
a.
Identitas / Biodata
Nama
Bayi : Bayi Ny.
F
Umur
Bayi : 3 hari
Tanggal/jam
lahir : 5 Pebruari 2010/13.00 WIB
Jenis
Kelamin : Perempuan
Nama
Ibu
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat Rumah
|
: Ny.F
: 18 tahun
: Banjar/
Indonesia
: Islam
: SD
: IRT
:
Basarang Km 1
|
Nama
Ibu
Umur
Suku/Bangsa
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat Rumah
|
: Tn A.
: 27 tahun
: Banjar/
Indonesia
: Islam
: SMP
:Swata
: Basarang
Km 1
|
b.
Anamnese (Data Subjektif)
Tanggal : 8 Pebruari 2010 Pukul :
14.00 WIB
1)
Riwayat Kehamilan : G.1 P.0 A.0 Umur Kehamilan 20 Minggu
ANC :
4 x
Kenaikan Berat Badan Ibu :
7 Kg
Imunisasi TT :
1 x
2)
Riwayat Kelainan dalam kehamilan :
a)
Perdarahan :
tidak ada
b)
Preeklamsia :
tidak ada
c)
Penyakit kelamin :
tidak ada
c.
Pemeriksaan Fisik Bayi
1)
Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum
a)
b)
c)
d)
e)
|
Penampilan keseluruhan
Kepala, badan, ekstremitas
Tonus
otot, tingkat aktivitas
Warna
kulit dan bibir
Tangis
bayi
|
:
:
:
:
:
|
Baik
Kepala dan badan normal ekstremitas normal
Lemah dan kurang
Terang dan transparan
kuat
|
Tanda-tanda vital
a) Laju nafas : 46 x/menit
b) Laju jantung : 140 x/menit
c) Suhu
(36,5-37,2ºC diketiak) : 36,5 ºC
Berat Badan : 1700 gram
Panjang Badan : 42 cm
Kepala
a) Ubun-ubun dan sutura : masih
lebar
b) Sutura,molase : lebar, tidak ada
c) Penonjolan/daerah yang
mencekung : tidak ada
Telinga : kanan dan kiri simetris
Mata :
simetris tidak ada pus
Hidung dan
mulut :
a) Bibir dan palatum : tidak ada
labioskisis
b) Sumbing : tidak ada
c) Repleks isap :
ada
Leher :
tidak ada kelainan
Dada
a) Bentuk :
simetris
b) Puting : normal tak ada kelainan
c) Bunyi nafas dan jantung : pernafasan normal
Bahu, lengan
dan tangan : simetris, jari-jari lengkap
Perut
a) Bentuk : simetris
b) Penonjolan sekitar pusat : tidak
ada
c) Perdarahan tali pusat : tidak ada
d) Lembek saat tidak menangis :
tidak
Kelamin Perempuan
a) Introitus vagina :
normal/ada
b) Orifisium uretra : normal/ada
c) Labia minor dan mayor :
labia mayor belum menutup
labia minor
Anus : normal/lubang ada
Tungkai dan kaki : normal jari-jari lengkap
Punggung : lurus tak ada kelainan
Kulit
a) Vernik caseosa : tidak ada
b) Warna : terang kemerahan
c) Rambut lanugo : ada sekitar dahi, tangan
d) Bercak hitam / tanda lahir :
tidak ada
2)
Refleks
Refleks
Moro : positif
Refleks
Rooting : positif
Refleks
Walking : positif
Refleks
Graphs/plantar : positif
Refleks
Sucking : positif
Refleks
Tonik Neck : positif
3)
Eliminasi
BAB/BAK :
sudah
4)
Pemeriksaan Laboratorium
HB : 16 mg/dl hematokrit :
47 %
2. Interpretasi Data
Diagnosa : BBLR
Sesuai Masa Kehamilan Umur 3 hari
Data Subjektif
- Ibu mengatakan bayinya lahir tidak cukup bulan, lahir tanggal 5 - 2 – 2010 pukul 13.00 WIB.
- Ibu mengatakan persalinannya ditolong oleh bidan, lahir dirumah bayi lahir segera menangis
- Ibu mengatakan ini anak pertama
Data Objektif
a.
Keadaan umum bayi lemah
b.
BB : 1700 gram PB : 42 cm LK : 30 cm
c.
Tanda-tanda vital : N : 140
x/m R : 48 x/m S : 37 ºC
d.
Ubun – ubun dan sutura lebar
e.
Tali pusat masih basah
f.
Labia mayor belum menutupi labia minor
g.
Kulit terang dan transparan
h.
Rambut lanugo ada didaerah dahi dan tangan
i.
Caput tidak ada, cacat tidak ada, anus ada
j.
Refleks Moro : positif, masih lemah
Refleks
Rooting : positif, lemah
Refleks
Sucking : positif, kuat
Pemeriksaan penunjang : HB 16 %
Masalah : reflek isap masih lemah
Kebutuhan : Kehangatan, nutrisi
dan pencegahan infeksi
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa
potensial : Hipotermi dan Hipoglikemi
Antisipasi masalah
: rawat inkubator dan nutrisi adekuat
4. Tindakan Segera
Hangatkan di inkubator dan kolaborasi
5. Intervensi
a.
Observasi K/U bayi dan tanda-tanda vital
b.
Jaga kehangatan tubuh bayi
c.
Cegah infeksi
d.
Jaga personal hygiene
e.
Ajarkan ibu untuk meneteki bayi nya
f.
Jelaskan tanda-tanda bahaya pada bayi kepada orang
tua
g.
Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi
h.
Lakukan kolaborasi dengan dokter Sp.A
6. Implementasi
a.
Mengobservasi keadaan umum bayi dan tanda-tanda vital setiap 4 jam
b.
Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan cara merawat bayi di inkubator 34 º
C agar tidak terjadi hipotermi
c.
Mencegah infeksi pada bayi dengan cara merawat tali pusat, membungkus
tali pusat dengan kasa steril dan mengganti kasa 2 kali sehari
d.
Menjaga personal hygiene bayi yaitu dengan cara mengganti popok yang
kotor apabila terkena buang air besar atau buang air kecil
e.
Mengajarkan ibu untuk meneteki bayi nya, agar bayi dapat melatih reflek
isapnya
f.
Menjelaskan tanda-tanda bahaya pada bayi kepada orang tua bayi seperti;
bayi tiba-tiba biru bayi muntah, bayi tiba-tiba tidak bernafas, bayi tidak mau
menetek
g.
Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan yang
bergizi dan minum susu untuk meningkatkan produksi ASI
h.
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan
NGT dan pemberian ASI / PASI 12 x 10 – 15 cc untuk memenuhi kecukupan nutrisi
bayi
7. Evaluasi
a.
Keadaan bayi cukup baik
b.
Hipotermi tidak terjadi
c.
Tidak ada tanda-tanda infeksi
d.
Bayi mulai bisa mengisap tapi belum kuat
e.
Hasil kolaborasi sudah di lakukan NGT terpasang,
dengan jadwal pemberian ASI / PASI 12 x 10 – 15 cc
f.
Ibu mengerti tentang penjelasan yang di berikan
Catatan
Perkembangan
|
:
|
Selasa /
9-2-2010
|
||
S :
O :
A :
P :
|
- Ibu mengatakan
bayi mulai menetek
-
K/U baik Tanda
vital : N:136x/m, S:36,8°C, R/R:48 x/m
-
Gerak cukup aktif
-
Menangis cukup kuat
-
Reflek isap mulai kuat
-
BAB : 3 x BAK
: 4 x
-
Ikterik tidak ada
-
BB : 1700 gram
-
BBLR Umur 4 hari
-
Mengobservasi K/U bayi dan tanda-tanda vital
-
Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan merawat bayi di inkubator 34 º C
-
Mencegah infeksi dengan cara merawat tali pusat
-
Menjaga personal hygiene
-
Melatih menetek sesering mungkin
-
Memberikan ASI / PASI 12 x 10 – 15 cc
-
Evaluasi : bayi bisa menetek, tanda-tanda vital
normal, hipotermi dan sianosis tidak terjadi, infeksi tali pusat tidak
terjadi
|
Catatan
Perkembangan
|
:
|
Rabu / 10-2-2010
|
||
S :
O :
A :
P :
|
- Ibu mengatakan
bayi mulai menetek
-
K/U baik Tanda
vital : N:136x/m, S:36,5°C, R/R:43 x/m
-
Pergerakan cukup aktif
-
Menangis cukup kuat
-
Reflek isap cukup kuat
-
BAB : 3 x
BAK : 4 x
-
Ikterik tidak ada
-
BB : 1700 gram
-
BBLR Umur 5 hari
-
Mengobservasi K/U bayi dan tanda-tanda vital
-
Menjaga kehangatan tubuh bayi dengan merawat bayi di inkubator 34 º C
-
Mencegah infeksi dengan cara merawat tali pusat
-
Menjaga personal hygiene
-
Melatih menetek sesering mungkin
-
Melakukan kolaborasi dengan dokter
-
Memberikan ASI / PASI 12 x 10 – 15 cc
-
Evaluasi : bayi bisa menetek, tanda-tanda vital
normal, hipotermi dan sianosis tidak terjadi, infeksi tali pusat tidak
terjadi, BB : 1850 gram
|
|||
B. Pembahasan
Dari hasil analisa, diperoleh data-data dalam kasus By.Ny.F sebagai
berikut :
- Dari data subjektif, Ibu mengatakan bayinya lahir tidak cukup bulan, lahir tanggal 5 - 2 – 2010 pukul 13.00 WIB, persalinannya ditolong oleh bidan, lahir dirumah bayi lahir segera menangis. Dari data Objektif, Keadaan umum bayi lemah, BB : 1700 gram, PB : 42 cm, LK : 30 cm, N : 140 x/m R : 48 x/m, S : 37 ºC, Ubun – ubun dan sutura lebar, tali pusat masih basah, labia mayor belum menutupi labia minor, kulit terang dan transparan, rambut lanugo ada didaerah dahi dan tangan, refleks Moro : positif, masih lemah, refleks Rooting : positif, lemah, refleks Sucking : positif kuat HB 16 gram %.
Dari
data tersebut maka disimpulkan diagnosa kebidanannya adalah : BBLR Sesuai Masa
Kehamilan Umur 3 hari
- Diagnosa potensial : Hipotermi dan Hipoglikemi
Antisipasi masalah
: rawat inkubator dan nutrisi adekuat
DAFTAR PUSTAKA
DepKes. 2002. Paket Informasi Program Safe Motherhood di
Indonesia. Jakarta. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat.
DepKes RI.2007.Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar..
Jakarta.
Manuaba EGB, SpOG. 1998. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan
dan Keluarga Berencana. Jakarta: EGC.
Mochtar Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi
jilid 1. Jakarta. EGC.
Saifuddin, dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Varney, Helen. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan
edisi 4 vol. 1. Jakarta. EGC.
Icebergs Snow Peak Titanium Flask - Tuvalles, Canada
BalasHapusIcebergs Snow Peak Titanium camillus titanium knife Flask. Icebergs titanium guitar chords is an iceberg melting snow titanium automatic watch field near the top of ford fusion titanium the Hudson black titanium rings River in Canada.